Selasa, 29 Januari 2013

pola pengembangan paragraf


MAKALAH

POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF

MAKALAH INI DI AJUKAN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
    BAHASA  INDONESIA

 OLEH :
YUSRI  ADIANSYAH
NIM :11.04.09.0124







PROGRAM  STUDI  MANAJMEN  SUMBER DAYA PERAIRAN ( MSDP )
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS  SAMAWA (UNSA)
 SUMBAWA  BESAR
2011




BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Paragraf   adalah  suatu  bentuk  bahasa  yang  biasanya  merupakan  hasil penggabungan  beberapa  kalimat.  Dalam  upaya  menghimpun  beberapa  kalimat  menjadi  paragraf, yang  perlu  diperhatikan  adalah kesatuan  dan  kepadun.  Kesatuan  bearti  seluru  kalimat  dalam  paragraf  membicarakan satu  gagasan (gagasan  tunggal). Kepaduan  berarti  seluru  kalimat  dalam  pragraf  itu  kompak, saling  berkaitan  mendukung  gagsan  tunggal pragraf.
Dalam  kenyataannya  kadang-kadang  kita menemukan paragraf  yang hanya  terdiri  dari  satu  kalimat ,  dan  hal  itu  memang  di  mungkinkan. Namun,  dalam  pembahasan  ini  wujud  paragraf  semacam  itu  dianggap  sebagai  pengecualian  karena  disamping  bentuknya  yang  kurag  ideal jika ditinjau  dari  segi  komposisi, paragraf  semacam  itu  jarang  di  pakai  dalam tulisan  ilmiah. Paragraf  di perlukan  untuk  mengungkapkan  ide yang lebih  luas  dari sudut  pandang  komposisi,  pembicaraan  tentang  paragraf  sebenarnya  sudah  memasuki  kawasan  wacana  atau karangan  sebab  formal  yang  sederhana  boleh  saja  hanya  terdiri  dari  satu  paragraf. Jadi, tanpa  kemampuan  menyusun  paragraf, tidak  mungkin  bagi  seseorng  untuk  mewujudkan  sebuah  karangan.    
                            Paragraf  yang  efektif  harus  memenuhi  dua  syarat,  yaitu  adanya  kesatuan  dan  kepaduan.

I.1.1 Kesatuan  paraagraf 
Sebuah  paragraf  dikatakan   mempunyai  kesatuan  jika  seluruh  kalimat  dalam  paragraph  hanya  membicarakan  satu  topic/masalah.jika  dalam sebua  paragra           ph  terdapat  kalimat  yang  menyimpang  dari  masalah yang  sedang  dibicarakan,  berarti  dalam  paragraph  itu  terdapat  lebih  dari  satu  ide  atau  masalah.
  I.1.2   Kpaduan  paragraph
Seperti  halnya  kalimat efektif,  dalam  paragraph  ini  juga  di kenal  istila  kepaduan  atua  koherensi.  Kepaduan  paragraph  akan  terwujud  jika  aliran  kalimat  berjalan  mulus  dan  lancer  serta  logis. Untuk  itu, cara  repetisi,  jasa  kata  ganti dan  kata  sambung,  serta  frasa  penghubung  dapat  digunakan.

1.2     Rumusan Masalah
Setelah di amati bahwa ada beberapa masalah dalam penyusunan pola pengembangan paragraph, kebanyakan dari jarang memperhatikan bagaimana pola pengembangan paragraph. Oleh karena itu, masalah yang akan di angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.2.1        Ada Berapa Cara Pegembangan Paragraf ?
1.2.2        Bagaimana Pola Pengembangan Paragraf Narasi ?
1.2.3        Bagaiman  Pola Pengembangan  Paragraf Deskripsi ?
1.2.4        Bagaimana Pola Pengembangan Paragraf Eksposisi ?
1.2.5        Bagaimana Pola Pengembangan Paragraf Argumentasi ?
 
1.3  Tujuan
                       Dari beberapa maslah di atas, maka makalah ini di susun bertujuan untuk memecakan  masala-masalah yang telah di rumuskan di atas. Diantara adalah  sebagai berikut :

1.3.1  Agar pembaca  mengetahui ada berapa macam cara pengembangan Paragraf.
1.3.2  Agar mngerti pola pengembangan paragraf Narasi .
1.3.3  Agar pembaca mengetahui pola pengembangan Paragraf Deskripsi.
1.3.4  Agar pembaca mampu  mengembangkan paragraf Eksposisi.
1.3.5  Pembaca dapat mengetahui pola pengembangan paragraf  Argumentasi.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Cara Pengembagan Paragraf
2.1.1  Cara Pertentangan
Pengembangan paragraph dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.

2.1.2. Cara Perbandingan
Pengembangan paragraf dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, kan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.
2.1.3. Cara Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya, pengembangan analogi dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata – kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.
Contoh pengembangan cara analogi
Contoh:
             Dalam persoalan Poso kita memang diingatkan bahwa penanganannya tidaklah mudah. Ibaratnya kita diminta untuk memegang telur. Kalu terlalu keras memegangnya, telur itu akan pecah, tetapi kalau terlalu longgar juga akan pecah karena akan terlepas dari tangan. Kita harus menanganinya secara tepat dan harus menjadi perhatian kita bersama janganlah masalah ini membuat kita sebagai bangsa menjadi pecah. Kasihan para pahlawan dan mereka yang berharap masa depan (Kompas, 2006:6).

2.1.4. Cara Contoh – contoh
 Kata seperti, misalnya, contohnya, dan lain – lain adalah ungkapan – ungkapan dalam pengembangan dalam mengembangkan paragraph dengan
Contoh:
             Selain tipe introvert, sifat manusia adalah ekstrover. Tipe ekstrover adalah orang – orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang lain, dan kepada masyarakat. Orang yang tergolong tipe ekstrover memiliki sifat – sifat tertentu, contohnya berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah tamah, penggembira, mudah mempengaruhi, dan mudah dipengaru.
2.1.5. Cara Sebab Akibat
 Pengembangan paragraph dengan cara sebab akibat dilakukkan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan yaitu padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena.
Contoh:
             Seharusnya Indonesia telah menerapkan Negara kesejahteraan sejak awal kemerdekaan. Program Jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga Indonesia tertinggal membentuk tabungan nasional. Padahal, Malaysia sudah memulainya sejak 1959. Akibatnya, saat krisis melanda Asia pada 1997/1998, Indonesia paling sulit untuk bangkit lagi. Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan reformasi penyelenggaraan program jaminan sosial.
2.1.6. Cara Akibat – Sebab
Kebalikan sebab akibat. Akibat sebuah peristiwa merupakan sebuah pikiran utama sedang sebab sebagai pikiran penjelas.

Contoh:
Hari ini ia terpaksa tidak masuk sekolah. Sudah beberapa hari ibunya sakit. Ayahnya yang dinanti-nantikan kedatangannya dari Jakarta belum tiba juga. Adik-adiknya masih kecil dan tidak ada yang menjaga.

2.1.7. Cara Definisi
   Adalah, yaitu, ialah, merupakan adalah kata – kata yang digunakkan dalam mengembangkan paragraph dengan cara definisi. Kata adalah biasanya digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata benda, yaitu digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat. Jika akan menjelaskan sinonim suatu hal, kata ialah yang digunakan dan jika akan mendefinisikan pengertian rupa atau wujud, kata merupakan yang dipakai.

Contoh
          Apakah psikologi itu? R.S. Woodworth berpendapat, “Psikologi adalah ilmu jiwa.”, sedangkan menurut Crow dan Crow “Psikologi adalah kejiwaan manusia dalam berinteraksi dengan dunia sekitarnya.”. Sementara itu, Santian mengemukakan bahwa psikologi merupakan perwujudan tingkah laku manusia.

2.1.8. Cara Klasifikasi
Cara Klasifikasi adalah pengembangan paragraph melalui pengelompokkan berdasarkan ciri – cirri tertentu. Kata – kata atau ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.

Contoh:
             Penyelidikan tentang tempramen dan watak manusia telah dilakukan sejak dahulu kala. Hippo Crates dan Galenus mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan zat – zat cair yang ada dalam tubuhnya. Empat golongan tersebut yaitu sanguistis (banyak darah) yang sifatnya periang, gembira, optimis, dan lekas berubah ubah. Kemudian kolerisi (banyak empedu kuning) adalah manusia yang memiliki sifat garang,, hebat, lekas marah, dan agresif. Selanjutnya, flogmatis (banyak lendirnya) adalah manusia yang sifatnya tenang, tidak mudah berubah dan lamban. Terakhir, melankolis (banyak empedu hitam) memiliki sifat muram, tidak gembira, dan pesimis.

2.1.9. Cara Klimaks dan Antiklimaks
Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga gagasan yang paling tinggi kedudukan/kepentingannya.

Contoh
          Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke jaman seiring dengan kemajuan tehnologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.

   2.1.10. Cara Proses
Proses merupakan urutan dari suatu tindakan untuk menciptakan sesuatu atau urutan dari suatu peristiwa.

Contoh :
Daun pohon anggur dapat digunakan sebagai bahan pembersih wajah. Caranya, ambillah daun anggur secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan kita dinginkan kemudian kita gunakan untuk membersihkan wajah.

2.1.11. Cara Batasan Objek
Untuk menjelaskan pengetahuan yang dimiliki penulis. Penulis dapat menyertakan ilustrasi-ilustrasi yang nyata (kongkret)
.
Contoh:
             Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami imbas krisis ekonomi adalah sektor-sektor di bidang pertanian. Misalnya, perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen. Demikian pula perkebunan meningkat 6,46 persen.

2.1.12. Cara Umum Khusus
    
              Paragraf yang dimulai dengan pikiran pokok kemudian diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas

Contoh:
Pada waktu menulis surat kita harus tenang. Kalau sedang sedih, bingung, kesal, atau marah kita jangan menulis surat. Kesedihan, kebingungan, kekesalan, dan kemarahan itu akan tergambar dalam surat kita. Mungkin akan tertulis kata-kata yang kurang terpikir, terburu nafsu, dan dapat merusak suasana.

2.1.13. Cara Khusus-Umum
          Paragraf yang dimulai dengan pikiran-pikiran penjelas kemudian diikuti oleh pikiran pokok atau kesimpulan.
Contoh:
             Dengan bahasa, manusia dapat menyampaikan bermacam-macam pikiran dan perasaan kepada sesama manusia. Dengan bahasa pula, manusia dapat mewarisi dan mewariskan semua pengalaman dan pengetahuannya. Seandainya manusia tidak berbahasa, alangkah sunyinya dunia ini. Memang bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

2.2  Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu. Dalam paragraf narasi terdapat tiga unsur utama yaitu tokoh-tokoh, kejadian, dan latar ruang atau waktu.
Berdasarkan materi pengembangannya, paragraf narasi terbagi ke dalam dua jenis, yakni narasi fiksi dan narasi nonfiksi.
Narasi fiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa imajinatif.
Narasi fiksi disebut juga narasi sugestif.
Contohnya: novel dan cerpen.
Narasi nonfiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa faktual, suatu yang ada dan benar-benar terjadi.Narasi ini disebut juga narasi ekspositori.
Contohnya biografi dan laporan perjalanan.
Perbedaan yang lebih jelas antara narasi fiktif dan nonfiktif adalah sebagai berikut:

2.2.1  Narasi Fiksi
a. Menyampaikan makna atau amanat secara tersirat sebagai sarana rekreasi rohaniah.
b. Menggugah majinasi.
c. Penalaran difungsikan sebagai alat pengungkap makna, kalau perlu dapat diabaikan.
d .Bahasa cenderung figuratif dan menitikberatkan penggunaan konotasi.
2.2.2   Narasi Nonfiksi
a). menyampaikan informasi yang memperluas pengetahuan.
b). memperluas pengetahuan atau wawasan.
c). Penalaran digunakan sebagai sarana untuk mencapai kesepakatan rasional.
d). Bahasanya cenderung informatif dan menitikberatkan penggunaan makna denotasi.


2.3  Paragraf  Deskripsi
          Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Pola pengembangan paragraf deskripsi, antara lain, meliputi pola pengembangan spasial dan pola sudut pandang.
2.3.1        Pola Spansial
Pola spansial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas ruang dan waktu. Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya. Uraian tentang kepadatan penduduk suatu daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan geografi (misalnya: dari barat ke timur atau dari utara ke selatan). Deskripsi mengenai sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan dari tingkat pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir, penggambaran terhadap suasana suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari siang, sore, hingga malam hari.
Contoh:
Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis. Apalagi dengan cahaya lampu yang memantul dari seluruh penjuru rumah. Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu memberikan pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat. Begitu indah.

2.3.2        Pola Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu. Pola sudut pandang tidak sama dengan pola spansial. Dalam pola ini penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis terhadap objek yang digambarkannya itu. Untuk menggambarkan sesuatu tempat atau keadaan, pertama-tama penulis mengambil sebuah posisi tertentu. Kemudian, secara perlahan-lahan dan berurutan, ia menggambarkan benda demi benda yang terdapat dalam tempat itu, yakni mulai dari yang terdekat kepada yang terjauh.

Contoh:
Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari tebing diatas jalan. Medasing menegakkan dirinya sambil menguasai ke muka dan ia pun berdiri tiada bergerak sebagai pohon diantara pohon-pohon yang lain. Oleh isyarat yang lebih terang dari perkataan itu maju sekian temannya sejajar dengan dia.Di antara daun kayu tapak kepada mereka tebing tu turun ke bawah; dikakinya tegak pondok, sunyi-mati, tak sedikit jua pun kentara, bahwa dia melindungi manusia yang hidup, pandai bergerak dan bersuara. Di bawahnya kedengaran sebentar-bentar sepi mendengaus dan bintang-bintang itupun kelihatan kekabur-kaburan dalam sinar bara yang kusam. Dari celah-celah dinding pondok keluaran cahaya yang kuning merah, tetapi tiada berupa jauh sinar yang halus itu lenyap dibalut oleh kelam yang maha kuasa. Dikelilingi pondok itu tertegak pedati, ketiganya sunyi dan sepi pula.


2.4  Paragraf   Eksposisi
             Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu hal atau objek. Dari paragraf Jenis ini diharapkan para pembaca dapat memahami hal atau objek itu dengan sejelas-jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang dikemukakan, paragraf eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta berbagai bentuk fakta dan data lainnya. Sedikitnya terdapat tiga pola pengembangan paragraf eksposisi, yakni dengan cara proses, sebab dan akibat, serta ilustrasi.
2.4.1        Pola Proses
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
 a) penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
b)  penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
c)  penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga
     pembaca dapat melihat seluruh prose dengan jelas.
Contoh :
Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah. Caranya, ambilah daun anggur secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri-seri.

2.4.2. Pola Sebab Akibat
Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dngan menggunakan sebab-akibat. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Namun demikian, dapat juga terbalik. Akibat dijadikan gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya, akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.

Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu dapat disebut proses kausal.

Contoh :
Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, Impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1986, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993. akan tetapi, pada tahun 1004, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.
2.4.2        Pola Ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi-ilustrsi konkrit. Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrsi tersebut tidak berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat. Ilustrasi-ilustrsi tersebut dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini pengamatan-pengamatan pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.
Contoh :
Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak memahami imbas krisis ekonomi sektor-sektor di bidang pertanian. Misalnya, perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6,46 persen. Walaupun terkena kebakaran sepanjang tahun, sektor kehutanan masih tumbuh 2,95 persen. Secara umum, kontribusi dari sektor-sektor pertanian terhadap produk domestik broto (PDB) meningkat dari 18,07 persen menjadi 18,04 persen. Padahal selama 30 tahun terakhir, pangsa sector pertanian merosot dari tahun ke tahun.
2.5               Paragraf  Argumentasi
Argumentasi bermakna ‘alasan’. Argumentasi berarti pemberian alasan yang kuat dan meyakinkan. Dengan demikian, paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Alasan-alasan, bukti, dan sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca agar mereka menyetujui pendapat, sikap atau keyakinan.
Dalam beberapa hal memang terdapat beberapa persamaan antara paragraf-paragraf eksposisi, yang telah kita pelajari terdahulu, dengan paragraf argumentasi. Persamaan tersebut, antara lain bahwa kedua jenis paragraf tersebut sama-sama memerlukan data dan fakta yang meyakinkan. Namun demikian, terdapat pula perbedaan yang mencolok antara keduanya.
Untuk lebih jelasnya persamaan dan perbedaan antara paragraph eksposisi dan argumentasi adalah sebagai berikut.
2.5.1        Persamaan
Adapun perbedaan antara paragraph eksposisi dan argumentasi antara lain :
1).  Argumentasi dan eksposisi sama-sama menjelaskan pendapat, gagasan dan
    keyakinan kita.
2)    Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan fakta yang diperkuat atau
      dipenjelas dengan angka, peta, grafik, diagram, gambar, dan lain-lainnya.
3)   Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan analisis dan sintesis dalam
       pembahasannya.                    
4)    Argumentasi dan eksposisis sama-sama menggali idenya dari:
       a) pengalaman,
       b) pengamatan dan penelitian,
       c) sikap dan keyakinan.


2.5.2         Perbedaan
Ada beberapa perbedaan ytang ada antara paragraph eksposisi dan argumentasi atara lain :

1)  Tujuan eksposisi hanya menjelaskan dan menerangkan sehingga 
    pembaca memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya. Argumentasi
    bertujuan untuk  mempengaruhi pembaca sehingga pembaca
     menyetujui bahwa    pendapat, sikap   dan   keyakinan kita benar.
                      2)  Eksposisi menggunakan contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk  
    menjelaskan  sesuatu yang kita kemukakan. Argumentasi member 
     contoh, grafik, dan lain- lainnya untuk membuktikan bahwa sesuatu
     yang kita kemukakan itu benar.
3)   Penutup pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi dari sesuatu
       yang telah  diuraikan sebelumnya.
            4)  Penutup pada akhir argumentasi biasanya berupa kesimpulan atas
      sesuatu yang  telah diuraikan sebelumnya.
Contoh:
Mengembangkan hubungan positif dengan orang lain sebenarnya bertujuan pada satu hal: anda harus menjadi seorang pengamat manusia. Bila anda benar-benar mampuy mengerti manusia atau orang, tahu akan ketakutan, harapan, dan impian mereka, maka akan memiliki kemampuan mengembangkan hubungan tersebut. Berbicaralah dengan orang-orang. Dengarkanlah keinginan hati mereka. Amatilah mereka dan pelajarilah cara mereka berpikir. Tentu saja anda harus membaca buku dan mendengarkan pkaset raihlah apa yang anda peroleh dari kebijakan orang lain, namun jangan abaikan bergaul dengan orang lain dan pelajarilah tabiat mereka. Ini adalah sau gaya hidup yang harus dikembangkan, bukan satu studi ilmiah.
Dalam paragraf tersebut penulis mengemukakan sejumlah pendapat, antara lain bahwa kita (pembaca) harus menjadi seorang pengamat manusia. Untuk meyakinkan pembaca atas argumentasinya itu, penulis mengemukakan sejumlah alasan, bahwa dengan menjadi seorang pengamat manusia, kita akan memiliki kemampuan dalam mengembangkan hubungan positif dengan orang lain.



















BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
          Dari pemaparan di atas, penulis bisa memberikan   kesimpulan di antaranya :
     3.1.1  Ada  13 cara pengembangan paragraph di antaranya adalah :
            a). Cara pertentangan
            b). Cara perbandingan
            c). Cara Analogi
            d). Cara Contoh-Contoh
            e). Cara Sebab-akibat
            f). Cara Akibat-sebab
            g). Cara Definisi
            h). Cara Klasifikasi
            i). Cara Klimaks dan Antiklimaks
            j). Cara Proses
            k). Cara Batasan Objek
            l). Cara Umum-Khusus
            m). Cara  Khusus-Umum

  3.1.2    Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian  dan paragraph
            Narasi  mempunyai pola pengembangan  fiksi dan non fiksi
  3.1.3  Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan
            terperinci. Pola pengembangan paragraf deskripsi, antara lain, meliputi pola pengembangan
            spasial dan pola sudut pandang.
  3.1.4  Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu hal atau
objek. Sedikitnya terdapat tiga pola pengembangan paragraf eksposisi, yakni dengan cara proses, sebab dan akibat, serta ilustrasi.

  3.1.5  paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti
             yang kuat dan meyakinkan.

  
3. 2  Saran
3.2.1  Diharapkan kepada  pembaca agar dapat mengetahui bagaimana dan ada
            berapa cara  Pengembangan dari paragraph.
  3.2.2     Diharapkan pada pembaca agar mampu membedakan narasi fiksi dan narasi
nonfiksi.
3.2.3     Penulis berharap agar pembaca dapat mengetahui pola pengembanganparagraph
               Deskripsi.
  3.2.4    Pembaca diharapkan mampu mengidentifikasi pola pegembangan dari paragraf Eksposisi.
  3.2.5    Diharapkan pembaca  dapat mengetahui bagaiman pola pengembangan dari paragraf
              Argumentas 















DAFTAR PUSTAKA

………………. 2002. PR Bahasa Indonesia Kelas 2 SLTP. Klaten. Intan Pariwara.
Tarigan, Djago, dan J.D. Parera. 2001. Pintar Berbahasa Indonesia SLTP kelas 3. Jakarta.
                         Blai Pustaka.
Kraf, Gorys.2004. Komposisi. Flores NTT. Nusa Indah.
http://recyclebin.web.id/?p=254 ( di akses pada tanggal 20/11/2011 )